Batik Tulis Tradisional dan Klasik
Daftar Isi
Batik sebagai warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia semakin hari semakin berkembang, salah satunya motif batik kawung.
Dahulu sebuah kain batik yang lebih umum digunakan untuk kalangan keraton atau bangsawan saja dan menjadi simbol tingkat sosial tertentu namun sekarang batik telah berkembang luas dalam masyarakat tanpa adanya status sosial.
Seperti Motif batik yang sangat terkenal pada zaman dahulu sampai sekarang yaitu batik kawung.
Batik kawung termasuk jenis batik klasik dan pada jaman dahulu batik kawung menjadi batik larangan yang hanya kalangan bangsawan keraton dan kalangan tertentu saja yang boleh memakainya namun motif batik lambat laun menyebar luas ke masyarakat tanpa batas lagi.
Batik Bawung
Keindahan batik Kawung dan beragamnya motif kawung serta makna dan filosofi batiknya membuat batik kawung menjadi salah satu motif yang digemari dan dicari masyarakat.
Kain batik tidak hanya sekedar sebagai kain jarik saja dan digunakan saat-saat tertentu namun sekarang kain batik kawung telah berkembang dan sehingga bisa fleksibel digunakan untuk hem, kulot, tas, cardigan bahkan untuk jaket.
Sebagai generasi penerus pewaris warisan budaya batik di Indonesia disini kami mencoba memberikan sedikit uraian tentang asal batik kawung, sejarah batik kawung, macam-macam batik kawung, makna batik kawung dan penggunaan batik kawung. Harapan kami dari tulisan ini semoga dapat memberi wawasan kepada para pembaca tentang batik dengan motif kawung. Motif batik kawung, batik klasik yang penuh makna .
Banyak pendapat mengenai asal penamaan batik Kawung namun hanya ada dua yang diikuti orang tentang asal kata kawung dalam motif batik kawung.
Yang pertama asal kata kawung berasal dari hewan Kwawung yang merupakan serangga pemakan pohon kelapa muda atau hama pada pohon kelapa.
Mengapa motif kawung melindungi dengan serangga Kwawung? Karena serangga Kwawung mirip bentuknya dengan motif batik kawung yaitu oval / lonjong dan berwarna coklat, dari kemiripan bentuk fisik dan warna batik kawung yang coklat gelap diperkirakan motif batik kawung diartikan dengan Kwawung .
Motif kedua batik Kawung terinspirasi dari buah pohon aren yang sering disebut juga buah kolang kaling .
Versi inilah yang banyak di setujui dari mana inspirasi motif batik Kawung berasal. Buah aren yang oval kalau dibelah akan berbentuk seperti motif pada batik Kawung.Jadi di sini kawung diartikan sebagai buah pohon aren atau kolang-kaling .
Batik dengan Motif Kawung adalah termasuk batik klasik yang sudah sangat tua umurnya dan mempunyai sejarah yang cukup panjang .
Pola yang mirip batik dengan motif kawung di pulau jawa bisa ditemui di candi Prambanan, dalam patung Ganesha atau relief disana terdapat ornamen motif ceplok, motif lereng dan motif nitik yang semua motif itu sangat erat dengan motif kawung.
Jadi sebenarnya masyarakat sudah mengenal motif di sekitar abad IX sesuai dengan abad pembangunan Candi Hindu Prambanan.
Ada juga yang menjelaskan sejarah batik kawung berawal dari seorang pemuda yang sangat berwibawa dan sangat disegani warga, pemuda desa yang sangat santun dan bijak ini sangat terkenal hingga kalangan kerajaan yang mendengarnya.dari kerajaan kemudian memanggil pemuda itu untuk menghadap ke kerajaan Mataram.
Mendengar yang bertugas di kerajaan ibunya sangat bekerja dan menggantungkan banyak harapan agar putranya bisa menjaga diri, tidak lupa asal usulnya serta bisa berguna bagi banyak orang.
Kemudian setelah dipanggil dan pemuda itu menunjukkan keahliannya dalam mengemban tugas akhirnya pemuda itu ditunjuk menjadi adipati, dan saat pelantikan sang adipati menggunakan kain batik bermotif kain pemberian ibunya yaitu kain batik bermotif kawung.
Versi lain ada yang mengatakan bahwasanya motif batik kawung berasal dari Jogja (kerajaan mataram) yang diciptakan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo raja dari kerajaan Mataram yang sangat terkenal.
Pembuatan motif ini terinspirasi dari buah aren atau kolang-kaling. Sang raja juga mendasarkan motif batik kawung ini dengan weton atau pembagian waktu masyarakat yaitu hari pasaran Legi, Pahing, Pon, Wage dan Kliwon.
Dari beberapa uraian sejarah batik kawung yang jelas sudah ada sejak dulu sekitar abad ke IX dan mulai dikenal di kerajaan Mataram melalui Sultan Agung.
Batik motif Kawung terus berkembang dan setelah kerajaan Mataram pecah menjadi dua yaitu Surakarta dan Yogyakarta Batik kawung terus berkembang terutama di Yogyakarta pada masa Sultan Hamengkubuwono Tahun 1755
Di Keraton Yogyakarta batik ini berkembang di kalangan Keraton dan menjadi motif batik larangan yaitu motif batik yang tidak bisa sembarang orang boleh membuat dan memakainya, hanya orang yang berada di lingkungan keraton atau kerabat keraton yang boleh membuat dan memakai motif ini.
Jadi saat itu batik kawung juga menjadi penanda status sosial yang ada di masyarakat.
Dari segi bentuknya batik kawung picis ini bentuknya kecil-kecil, picis merupakan uang sepuluh sen yang bentuknya juga kecil. Dengan bentuknya yang bulat membentuk empat sisi kawung ini juga sering disebut kawung beton (isi buah nangka).
Dilihat dari bentuknya motif Kawung Bribil, bentuknya lebih besar dari batik kawung picis, suap itu sesuai dengan mata uang jaman dahulu yang lebih besar dari picis, suap berarti setengah sen dalam mata uang waktu itu ada juga yang menyebut suap itu dua puluh lima sen bahkan ada yang menyebut suap itu lima sen. Yang pasti bentuk batik Kawung Bribil lebih besar dari Picis bentuknya lonjong, tertata rapi dan simetris.
Motif Kawung Sen termasuk motif kawung yang sangat populer di Indonesia, bentuknya yang lonjong dan ukurannya lebih besar dari batik kawung Bribil, Sen itu satuan mata uang pada masa hindia Belanda di Indonesia.Jaman dahulu orang menyebar uang sen saat upacara pengiringan upacara pemakaman maka motif batik kawung juga digunakan untuk menutup jenazah sebelum jenazah dikebumikan.
Dari segi ukuran motif batik kawung Kemplong ini berukuran besar-besar bahkan ini adalah motif kawung yang paling besar melayani motif kawung yang lain
Beton adalah isi buah nangka jadi motif batik kawung beton terinspirasi dari biji buah nangka, bentuknya empat bulatan dan bangun dengan garis silang.motif ini juga sering diartikan sebagai sumber motif, yang tidak harus tata di muka umum.dan untuk mencapai itu harus melalui rintangan seperti makan buah nangka harus juga terkena getahnya,
Isen sebagai pelengkap batik dan cacah gori merupakan isen-isen pelengkap batik jadi disini motif kawung cacah gori adalah motif kawung yang diberi isen cacah gori,
Geger bisa juga diartikan prahara, dan motif ini terinspirasi dari terpecahnya keraton Yogyakarta menjadi Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman dari perjanjian Ponorogo. Motif ini terdiri dari kawung yang besar dan diisi dengan kawung yang lebih kecil.
Makna dari motif batik kawung adalah sebgai lambang kearifan, menunjukkan hati yang bersih, berguna bagi orang banyak dan persatuan rakyat.
Kawung dimaknai Suwung dalam bahasa Jawa yang artinya Kosong, seperti dikutip dalam buku Iwet Ramadhan (cerita Batik). Kosong atau kekosongan nafsu dan keinginan duniawi serta pengendalian diri. Kalau hati sudah kosong dari nafsu dan hasrat maka manusia akan bisa netral, lebih arif dalam menghadapi kehidupan serta lebih bijaksana dalam menjalani hidup. Jadi pemakai batik motif kawung diharapkan lebih bisa mengendalikan nafsunya atau bisa mengosongkan dari nafsunya.
Kawung dari buah aren yang isinya kolang kaling yang berwarna putih bersih, kolang kalingnya berada di dalam kulit yang kuat dan keras dari sini makna filosofi motif batik kawung digambarkan sebagai hati yang bersih yang berbeda didalam kulit yang keras atau tidak perlu diketahui oleh banyak orang.
Makna dan filosofi motif batik kawung disini di inspirasi dari kawung yang diambil dari buah aren, dimana pohon aren itu punya manfaat yang sangat banyak, hampir semua bagian pohon yang bermanfaat dari daun sampai akarnya punya manfaat. Dari sini diharapkan nanti pemakai motif kain batik motif kawung ini bisa berguna bagi banyak orang atau masyarakat.
Motif batik Kawung yang terdiri dari empat bulatan dengan pusatnya berada di tengah-tengahnya. Dalam buku Seni Kerajinan Batik Indonesia tahun 1973 karya SK Sewan Susanto mengatakan bahwasanya motif kawung dalam bahasa Jawa itu di ibaratkan sebagai pusat kekuasaan alam semesta.
Penggunaan motif kawung pada jaman dahulu terbatas pada masyarakat keraton saja dan terus berkembang seperti saat kerajaan Mataram terbagi dua menjadi Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta penggunaan batik kawung juga mengalami perbedaan.Di Surakarta batik motif kawung banyak digunakan oleh golongan Penasehat atau Punakawan dan abdi dalem jajar Priyantaka sedang di keraton Kasultanan Yogyakarta motif kawung banyak dipakai para keluarga yang dekat dengan raja atau Sentono dalem.
Banyaknya jenis motif batik kawung juga dalam penggunaan yang berbeda seperti kain batik motif kawung beton yang hanya digunakan oleh abdi dalem kinasih yang dekat dengan keluarga para putra raja.Kawungsari digunakan oleh para kesatria dan kawung yang digunakan untuk yang berpangkat tumenggung.Penggunaan batik kawung pada waktu itu memang hanya seputar keraton saja dan juga berbeda jenis yang sesuai dengan tingkat dan berada dalam kerajaan.
Perkembangan batik kawung pada saat sekarang semakin meluas di masyarakat umum sudah tidak ada sekat lagi antara keraton dan rakyat jelata dan penggunaannya sekarang pun sudah banyak di modifikasi dan menjadi motif batik kawung modern . Kawung modern yaitu motif pokok masih ada namun isen-isen sudah berbeda atau tidak ada. Motif kawung pada saat ini juga sudah digunakan untuk taplak meja dan dekorasi lain dalam perlengkapan rumah tangga.
Dari uraian di atas ternyata batik dengan motif Kawung punya sejarah yang panjang dan melewati masa yang berabad-abad dan berbagai strata sosial golongan, karena keindahan dan kecantikan motifnya serta makna yang terkandung di dalamnya motif batik ini dapat bertahan sampai sekarang bahkan menjadi salah satu motif batik yang banyak dicari baik yang motif klasiknya atau yang sudah mengalami banyak kombinasi.
Semoga dengan adanya uraian dari kami dapat menambah wawasan tentang batik sebagai warisan budaya luhur untuk kita, semoga lebih bisa menghargai batik sebagai hasil karya seni dan bisa memakai dalam keseharian kita.kalau bukan kita siapa lagi yang akan memakai batik. Mari kita kampanyekan BANGGA DENGAN BATIK .
Trimakasih telah membaca tulisan kami tentang batik kawung ,batik klasik yang penuh makna semoga bisa membawa manfaat,anda juga membaca tulisan kami yang lain yaitu alat-alat batik dan fungsinya di halaman lain.
Bagikan informasi tentang BATIK KAWUNG BATIK KLASIK YANG PENUH MAKNA kepada teman atau kerabat Anda.
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
Belum ada komentar untuk BATIK KAWUNG BATIK KLASIK YANG PENUH MAKNA